Jumat, 09 Mei 2014

Analisis Sekuritas pada PT Akasha wira International



UJIAN TENGAH SEMESTER
ANALISIS SEKURITAS
                                      (PT Akasha Wira International Tbk)
Dosen Pengampu :
Fitriyah, S.Sos., MM




Disusun Oleh :

Dzari’atus Sanihah                      : 11510010
                      
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Dalam melakukan investasi tentunya investor akan melakukan analisis terhadap kinerja dan performance investee. Analisis ini digunakan sebagai landasan investor dalam melakukan investasi. Baik investasi saham maupun jenis lainnya juga memerlukan analisis terhadap bisnis sektor riil perusahaan. Dengan demikian investasi bukan gambling yang hanya berdasarkan keberuntungan. Dan analisis yang dipergunakan adalah analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/ badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Dengan mempertimbangkan data-data seperti tersebut diatas, analisis fundamental menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak. Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih tinggi berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah.
Bagi setiap investor wajib untuk mengetahui laporan keuangan sebelum berinvestasidalam suatu perusahaan yang dalam konteks ini yaitu Akasha Wira International Tbk. Hal itu harus dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi perusahaan saat ini dan dapat jugadijadikan tolak ukur dalam menentukan tingkat pengembalian atas investasi yangditanamkan. Pada makalah ini, akan dibahas lebih jelas tentang analisis fundamental berupaanalisis awal laporan keuangan, aspek penyesuaian akuntansi pada analisis awal laporankeuangan, dan nilai intrinsik perusahaan atau harga saham mendatang. Pada makalah ini,terdapat lampiran yang berisi tentang laporan keuangan Akasha Wira International Tbk. berupa Neraca,Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan laporan Perubahan Ekuitas serta analisis ratio-ratio yang berhubungan dengan laporan keuangan Akasha Wira International Tbk.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana Profil PT Akasha Wira International Tbk?
2.      Bagaimana  analisis kondisi ekonomi Pada  PT Akasha Wira International Tbk?
3.      Bagaimana Analisis industri pada PT Akasha Wira International Tbk?
4.      Bagaimana Analisis kondisi spesifik peusahaan khususnya analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan analisis rasio pada PT Akasha Wira International Tbk?

1.3  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui Profil PT Akasha Wira International Tbk.
2.       Untuk mengetahui  analisis kondisi ekonomi Pada  PT Akasha Wira International Tbk.
3.      Untuk mengetahui Analisis industri pada PT Akasha Wira International Tbk
4.      Untuk mengetahui Analisis kondisi spesifik peusahaan khususnya analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan analisis rasio pada PT Akasha Wira International Tbk



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROFIL PERUSAHAAN
PT Akasha Wira International Tbk (dahulu PT Ades Waters Indonesia Tbk) (ADES) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Kantor pusat ADES berlokasi di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. TB. Simatupang Kav. 88, Jakarta. Pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Water Partners Bottling S.A., merupakan perusahaan joint venture antara The Coca Cola Company dan Nestle S.A. kemudian pada tanggal 3 Juni 2008, Water Partners Bottling S.A. diakuisisi oleh Sofos Pte. Ltd., perusahaan berbadan hukum Singapura.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADES adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar. Saat ini kegiatan utama ADES adalah bergerak dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan serta perdagangan besar produk-produk kosmetika.
Produksi air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, sedangkan perdagangan produk kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada tahun 2012. Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan berlokasi di Jawa Barat dan pabrik produk kosmetik berlokasi di Pulogadung.
Pada tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADES kepada masyarakat sebanyak 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga penawaran perdana Rp3.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni 1994.

2.2 ANALISIS KONDISI EKONOMI
A) PDB        
Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012 mencapai Rp2.618,1 triliun,  naik Rp153,4 triliun  dibandingkan  tahun  2011 (Rp2.464,7 triliun).  Bila dilihat berdasarkan harga berlaku, PDB tahun 2012 naik sebesar Rp819,1 triliun,  yaitu dari Rp7.422,8 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp8.241,9 triliun pada tahun 2012.


Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 tumbuh  sebesar 6,23 persen dibanding tahun 2011, dimana semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi  terjadi pada Sektor Pengangkutan  dan Komunikasi yang mencapai 9,98 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan  Restoran  8,11 persen,  Sektor  Konstruksi  7,50 persen,  Sektor  Keuangan,  Real Estat  dan  Jasa Perusahaan  7,15 persen, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,40 persen, Sektor Industri  Pengolahan
5,73 persen, Sektor Jasa-Jasa 5,24 persen, Sektor Pertanian 3,97 persen, dan Sektor Pertambangan  dan Penggalian 1,49 persen. Pertumbuhan PDB tanpa migas pada tahun  2012 mencapai 6,81 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB.

B)    Inflasi
Berdasarkan Data Pusat statistic (BPS), Inflasi Indonesia sepanjang tahun 2012 mencapai 4,3 %. Angka inflasi tahun ini merupakan angka terendah selama dua tahun terkhir, yaitu tahun 2011 sebesar 7,39 % dan 2010 sebesar 6,39 %. Inflasi tahun 2012 tersebut jauh dibawah target dalam APBN P 2012 yang ditetapkan sebesar 6,8 %. Laju Inflasi tahun 2012 yang hanya mencapai 4,3 % merupakan hal yang positif, akan tetapi hal ini disebabkan karena tidak adanya kenaikan BBM tahun 2012.

C)    suku Bunga
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga acuan di angka 5,75%. Kalangan ekonom memang memperkirakan BI tak akan mengutak-atik suku bunga tahun ini, mengingat penurunan risiko inflasi. Selain itu, pelonggaran moneter juga dikhawatirkan dapat melemahkan rupiah.
BI menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 2012 tampaknya bergerak ke batas bawah dari kisaran perkiraan 6,3% sampai 6,7%. Ini didasari oleh krisis ekonomi zona euro, pemulihan AS yang rapuh, serta kemungkinan perlambatan Cina dan India.
D)    kondisi nilai tukar
Mata uang Rupiah terdepresiasi 7,4% terhadap mata uang USD menjadi Rp 9.793 pada akhir tahun 2012.
2.3   ANALISIS INDUSTRI
a.       Penjualan
Tahun 2012 merupakan tahun yang cukup istimewa untuk Perseroan berhasil  mencatatkan peningkatkan pertumbuhan penjual cukup signifi- kan dibandingkan tahun 2011. Penjualan Perseroan di tahun 2012 tumbuh 59 %. menjadi Rp. 476,6 milar. Pendapatan Operasi sebesar Rp 86,4 miliar dengan marjin usaha 18%. Arus kas bersih   yang diperoleh dari aktifitas operasi  sebesar Rp. 87,3 milyar atau meningkat 52,5 % dibandingkan tahun 2011
Produk kosmetika dengan merek Makarizo dan Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek Nestlé Pure Life merupakan komponen utama pertumbuh Penjualan Perseroan di tahun 2012 diiikuti kontribusi dari produk AMDK merek Vica Royal untuk kemasan gallon. Pencapaian tersebut diperoleh melalui berbagai macam usaha antara lain melalui restrukturisasi organisasi dengan menempatkan orang sesuai dengan fungsinya serta meningkat- kan kualitas kerja, eektifitas  dan kapasitas kerja dari  karyawan Perseroan  di  setiap  lini    usaha Perseroan.

.
b.      Laba Bersih
PT Akasha Wira International Tbk / ADES membukukan laba bersih sebesar Rp83,38 juta atau Rp141,- per saham pada tahun 2012. Laba bersih tahun 2012 menunjukan kenaikan sebesar 221,07% bila dibandingkan dengan laba bersih pada tahun 2011 sebesar Rp25,97 juta  atau Rp44,- per saham. Hal ini disebabkan oleh Pendapatan ADES mengalami kenaikan sebesar 59,19% atau Rp299,41 juta tahun 2011 menjadi Rp476,64 juta  pada tahun 2012. Sedangkan Beban Pokok dan Lain-lain ADES hanya mengalami kenaikan sebesar 48,27% atau Rp269,82 juta  tahun 2011 menjadi Rp400,01 juta  pada tahun 2012.
Rincian Pendapatan ADES berdasarkan segmen operasi pada tahun 2012 dan 2011, sebagai berikut:
  1. Minuman sebesar Rp196,30 juta dan Rp181,34 juta, dan
  2. Kosmetik sebesar Rp280,33 juta dan Rp118,07 juta.
Rincian Pendapatan ADES berdasarkan segmen geografis pada tahun 2012 dan 2011, sebagai berikut:
  1. Lokal
    • Jabodetabek sebesar Rp332,49 juta dan Rp212,71 juta,
    • Jawa Barat sebesar Rp17,12 juta dan Rp13,52 juta,
    • Jawa Timur sebesar Rp6,03 juta dan Rp5,63 juta,
    • Jawa Tengah sebesar Rp31,57 juta dan Rp13,70 juta,
    • Sumatera sebesar Rp32,36 juta dan Rp17,92 juta,
    • Kalimantan sebesar Rp28,17 juta dan Rp22,77 juta,
    • Sulawesi sebesar Rp9,14 juta dan Rp6,95 juta,
    • Papua dan Maluku sebesar Rp2,99 juta dan Rp0 juta, dan
    • Bali sebesar Rp14,81 juta dan Rp6,05 juta.
  2. Ekspor sebesar Rp1,97 juta dan Rp172 juta
c.       Deviden
Laba tahun 1995 = Rp 1.906.803.506 Deviden Rp 760.000.000 : 38.000.000 saham per saham Rp 20. Harga saham perseroan sebelum pembagian saham bonus sejumlah 38.000.000 saham bonus dengan nilai nominal persaham sebesar 1.000 berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal 6juni 1997 adalah Rp 1.350

d.      Struktur modal

e.       Regulasi dan Inovasi

Regulasi Perseroan saat ini memiliki perjanjian lisensi dengan dengan Nestlé, SA untuk memproduksi dan menjual air minum dalam kemasan dengan merek dagang Nestlé Pure Life di Indonesia.
Di tahun 2012 Perseroan menghadapi   1 (satu) perkara   hukum terhadap salah satu Distribu- tornya atas dasar pelanggaran perjanjian. Hingga akhir 2012 kasus ini masih dalam tahap pemerik- saan di Pengadilan negeri. Berdasarkan nilai Perkara Perseroan meyakini bahwa kasus hukum yang saat ini sedang berjalan tidak akan mempengaruhi secara material terhadap kelangsungan usaha maupun kegiatan operasional Perseroan, termasuk jika putusan lembaga peradilan tidak memenangkan Perseroan.
Dari sisi operasional   Perseroan terus menerus melakukan perbaikan inovasi strategi pemasaran dan penjualan salah satunya melalui program konsumen (consumer program), aktivitas sponshorship, kegiatan promosi di outlet (in store promo) dan  mengedukasi konsumen mengenai kualitas produk, yang semuanya disinkronisasikan dengan program Public Relations” dari Perseroan, yang bertujuan meningkatkan brand awareness dan brand loyalty, khususnya bagi konsumen air minum dalam kemasan dan juga pada masyarakat pada umumnya.mendistribusikan dan menjual produk Procter & Gamble segmen premium professional (produk yang pendistribu- siannya dilakukan melalui salon)    yaitu produk Wella, Wella Professional, System Professional dan Clairol Professional.
Masuknya Perseroan dibidang import, distribusi dan penjualan produk perawatan rambut kategori premium profesional ini diharapkan dapat menin- gkatkan kinerja Perseroan secara keseluruhan dimasa datang  ditengah persaingan yang cukup ketat di industri produk kosmetika di Indonesia saat ini mendistribusikan dan menjual produk Procter & Gamble segmen premium professional (produk yang pendistribu- siannya dilakukan melalui salon)    yaitu produk Wella, Wella Professional, System Professional dan Clairol Professional.
Masuknya Perseroan dibidang import, distribusi dan penjualan produk perawatan rambut kategori premium profesional ini diharapkan dapat menin- gkatkan kinerja Perseroan secara keseluruhan dimasa datang  ditengah persaingan yang cukup ketat di industri produk kosmetika di Indonesia saat ini.

f.   Identifikasi tahapan kehidupan produk
PT. Ades Waters Indonesia Tbk, didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia di tahun 1985. Nama Perseroan telah diubah beberapa kali; terakhir di tahun 2004, ketika nama Perseroan diubah menjadi PT. Ades Waters Indonesia Tbk. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan adalah pengelohan dan distribusi air minum dalam kemasan. Untuk menghindari kesamaan nama dengan produk perusahaan, PT Ades Waters Indonesia (ADES) berubah nama menjadi PT Akasha Wira International Tbk. Selain itu, untuk tahun ini perseroan menargetkan penjualan sama dengan penjualan industri air mineral.. Penggantian nama telah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa). Pergantian nama dilakukan untuk menghindari keidentikan dengan produk yang dihasilkannya mereka mempunyai multiproduk, bukan hanya air mineral Ades.
Pada tahun 2004 ADES menargetkan pertumbuhan penjualan produk setidaknya sama dengan pertumbuhan penjualan industri air minum dalam kemasan di Indonesia yaitu 8%. Perusahaan berusaha tumbuh tidak lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan industri tahun ini yang delapan persen.)

Baru-baru ini Ades meluncurkan kemasan terbarunya, kemasan Ades ini berubah warna dari warna dasar biru muda dan tepi biru tua menjadi warna dasar putih dengan tepi hijau. Logo Ades juga berubah, yakni menjadi gambar daun dan berwarna hijau. Perubahan ini merupakan strategi Ades untuk menarik pangsa pasar anak muda (usia 20-30 tahun).
Tak hanya itu, kadar plastik dari kemasan baru Ades ini dikurangi sebesar 8% dari kadar kemasan Ades sebelumnya. Sehingga, botolnya kemasan air milik Ades lebih ringan dan lebih mudah diremukkan dengan tangan. Kemasan baru Ades ini sebelumnya telah launching di Jepang, Mexico, Korea, Taiwan, Hongkong, Vietnam dan Thailand.
Dengan strategi ini perusahaan yakin dapat meningkatkan pendapatan Coca Cola Indonesia. The Coca Cola Company merupakan perusahaan air minum yang berbasis di Amerika. The Coca Cola Company mengklaim 1,7 miliar produknya terdistribusi di 200 negara dalam sehari. Saat ini, The Coca-Cola Company memiliki nilai portfolio US$ 15 miliar di seluruh dunia dan mempekerjakan 700.000 karyawan di seluruh dunia. Coca-Cola masuk ke Indonesia sejak tahun 1927, dan diproduksi secara lokal pertama kalinya tahun 1932. Saat ini, Coca Cola Amatil Indonesia, cabang dari The Coca Cola Company memiliki sembilan pabrik di Indonesia. Sedangkan air mineral Ades diproduksi di pabrik Coca-Cola Amatil Indonesia di Cibitung. Air minum Ades hadir dalam kemasan cup 240ml, botol plastik 330ml, 600ml dan 1.5 liter, dan dalam kemasan galon.

2.4   Analisis Kondisi Spesifik Perusahaan   
1.      Dengan Analisis Rasio Keuangan :
a)      Rasio Likuiditas , terdiri dari :
Ø  Current Ratio
=    191.489
98.624
 = 1,94

Artinya, setiap 1 hutang lancar dijamin oleh 1,94 aktiva lancar dan ini menunjukkan kondisi perusahaan sedang baik karena hutang yang ditanggung perusahaan lebih kecil daripada kekayaan yang dimiliki perusahaan.
Ø  Quick Ratio

Ø  Rasio Kas


Artinya, setiap hutang lancar sebesar Rp. 1 .,dijamin oleh kas dan efek sebesar Rp..  Hal ini menunjukkan kinerja keuangan perusahaan kurang baik dikarenakan biayas hutang lebih besar dariapada kas yang dimiliki perusahaan.
b)      Rasio Profitabilitas 
Ø  Net Profit Margin (NPM)

Artinya, NPM perusahaan yaitu sebesar 0,174 atau 74 %, menunjukkan profitabilitas perusahaan baik.
Ø  Return On Investment (ROI)
Artinya, Return on Investment perusahaan yaitu sebesar 0,21 atau 21 %. Hal itu menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan yaitu sebesar 21 %. 
Ø  Return On Equity (ROE)



Artinya, rasio ini menunjukkan nilai sebesar 0,18 atau 18 % yang menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yamh diperloeh pemilik perusahaan atas modal yang di investasikan adalah sebesar 18 %. Semakin tinggi return yang diperoleh senakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
c)      Rasio Aktivitas
Ø  Rata-rata Umur Piutang 

Ø  Perputaran Total Aktiva

d)     Rasio Solvabilitas
Ø  Total Debt to Equity to Ratio 
 
Ø  Total Debt to Asset Ratio








BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tahun  2012  sekali  lagi  merupakan tahun  yang penting untuk PT. Akasha Wira International, Tbk dengan kemampuan Perseroan mencapai kinerja yang sangat baik  di tiga bidang  penting  yaitu : keuangan, bisnis dan pengembangan organisasi.
Kinerja keuangan Perseroan menunjukkan perbai- kan terus menerus berkat keberhasilan Perseroan memperkuat dan menumbuhkan bisnis Perseroan secara  berkelanjutan  baik  di  bisnis  minuman dan/atau perawatan kecantikan dan yang sama- sama penting Perseroan juga berhasil  memper- baiki efisiensi dan produktivitas   dalam operasi dan organisasi.
Dengan kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kuat sebesar 6,2% (terjadi sedikit penurunan dibandingkan 6,5% di tahun 2011) dan tingkat inflasi yang rendah sebesar 4.28% (terjadi sedikit  kenaikan  dibandingkan 3,79%  di  tahun 2011), yang dicapai berkat antara lain harga komoditas yang tinggi,   pendistribusian kembali kekayaan   melalui desentralisasi, subsidi dan perpajakan   yang lebih agresif, turunnya inflasi dan  tingkat  suku  bunga,  naiknya investasi dan turunnya hutang, Perseroan mampu meningkat- kan  kinerja  keuangannya secara  luar  biasa    di 2012. Hal ini dicapai berkat penjualan yang jauh lebih baik dan kontribusi penjualan yang cukup baik dari divisi kosmetika.

Penjualan Perseroan di tahun 2012 tumbuh 59 %. menjadi Rp. 476,6 milar. Pendapatan Operasi sebesar Rp 86,4 miliar dengan marjin usaha 18%. Arus kas bersih   yang diperoleh dari aktifitas operasi  sebesar Rp. 87,3 milyar atau meningkat 52,5 % dibandingkan tahun 2011.
 Kemampuan membayar hutang di akhir tahun Perseroan ditunjukkan oleh rasio lancar sebesar 1,94 kali. Hal ini menunjukkan kemampuan Perseroan untuk membayar hutang lancarnya cukup baik karena aktiva lancar Perseroan 1,94 .kali lebih besar diband- ingkan kewajiban lancarnya. Makin besar tingkat rasio ini, makin baik kemampuan Perseroan untuk membayar hutang lancarnya.
Dan untuk laba bersih perSaham pada tahun 2012 mengalami kenaikan dari tahunsebelumnya yakni dari 25.868 menjadi 83.376 yang mana ini merupakan kenaikan yang sangat tajam dan menunjukan kinerja keuangan yang baik.
Dengan melihat kondisi ekonomi, Analisis industri, Analisis kondisi spesifik peusahaan khususnya analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan analisis rasio Pada  PT Akasha Wira International Tbk pada tahun 2012. PT Akasha Wira International Tbk tergolong Perusahaan yang baik dari segi fundamentalnya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar