UJIAN TENGAH SEMESTER
ANALISIS SEKURITAS
(PT Akasha Wira International Tbk)
Dosen Pengampu :
Fitriyah, S.Sos., MM
Disusun Oleh :
Dzari’atus Sanihah :
11510010
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam
melakukan investasi tentunya investor akan melakukan analisis terhadap kinerja
dan performance investee. Analisis ini digunakan sebagai landasan investor
dalam melakukan investasi. Baik investasi saham maupun jenis lainnya juga
memerlukan analisis terhadap bisnis sektor riil perusahaan. Dengan demikian
investasi bukan gambling yang hanya berdasarkan keberuntungan. Dan analisis
yang dipergunakan adalah analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis
fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data-data fundamental
dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/ badan usaha
tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa
pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya. Sementara data faktor eksternal yang
berhubungan dengan badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga,
inflasi, dan sejenisnya. Dengan mempertimbangkan data-data seperti tersebut
diatas, analisis fundamental menghasilkan berupa analisis penilaian badan usaha
dengan kesimpulan apakah perusahaan tersebut sahamnya layak dibeli atau tidak.
Jika nilainya mahal atau overvalued, saham tersebut dianggap nilainya lebih
tinggi berdasarkan analisis fundamental melalui perbandingan harga yang berlaku
di pasar. Dengan kata lain harganya sudah terlalu mahal jadi lebih baik tidak
dibeli atau dijual jika memiliki sahamnya. Sementara jika yang terjadi
sebaliknya, saham itu layak untuk dibeli dengan alasan harganya murah.
Bagi
setiap investor wajib untuk mengetahui laporan keuangan sebelum
berinvestasidalam suatu perusahaan yang dalam konteks ini yaitu Akasha Wira International Tbk. Hal itu
harus dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi perusahaan saat ini dan
dapat jugadijadikan tolak ukur dalam menentukan tingkat pengembalian atas
investasi yangditanamkan. Pada makalah ini, akan dibahas lebih jelas tentang
analisis fundamental berupaanalisis awal laporan keuangan, aspek penyesuaian
akuntansi pada analisis awal laporankeuangan, dan nilai intrinsik perusahaan
atau harga saham mendatang. Pada makalah ini,terdapat lampiran yang berisi
tentang laporan keuangan Akasha Wira International Tbk. berupa
Neraca,Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, dan laporan Perubahan Ekuitas serta
analisis ratio-ratio yang berhubungan dengan laporan keuangan Akasha Wira International Tbk.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
Profil PT Akasha Wira International Tbk?
2.
Bagaimana
analisis kondisi ekonomi Pada PT Akasha Wira International Tbk?
3.
Bagaimana Analisis industri pada PT Akasha
Wira International Tbk?
4.
Bagaimana Analisis kondisi spesifik peusahaan khususnya analisis
terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan analisis rasio pada PT Akasha Wira International Tbk?
1.3
TUJUAN
1.
Untuk
mengetahui Profil PT Akasha Wira International Tbk.
2.
Untuk mengetahui analisis kondisi ekonomi Pada PT Akasha Wira International Tbk.
3.
Untuk
mengetahui Analisis
industri pada PT Akasha Wira
International Tbk
4.
Untuk
mengetahui Analisis kondisi
spesifik peusahaan khususnya analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan
dengan analisis rasio pada PT Akasha
Wira International Tbk
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROFIL PERUSAHAAN
PT
Akasha Wira International Tbk (dahulu PT Ades Waters Indonesia Tbk) (ADES)
didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985 dan mulai
beroperasi secara komersial pada tahun 1986. Kantor pusat ADES berlokasi di
Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. TB. Simatupang Kav. 88, Jakarta. Pemegang saham
mayoritas Perusahaan adalah Water Partners Bottling S.A., merupakan perusahaan
joint venture antara The Coca Cola Company dan Nestle S.A. kemudian pada
tanggal 3 Juni 2008, Water Partners Bottling S.A. diakuisisi oleh Sofos Pte.
Ltd., perusahaan berbadan hukum Singapura.
Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ADES adalah industri air
minum dalam kemasan, industri roti dan kue, kembang gula, makaroni, kosmetik
dan perdagangan besar. Saat ini kegiatan utama ADES adalah bergerak dalam
bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan serta
perdagangan besar produk-produk kosmetika.
Produksi
air minum dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, sedangkan perdagangan
produk kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai
pada tahun 2012. Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan berlokasi di Jawa
Barat dan pabrik produk kosmetik berlokasi di Pulogadung.
Pada
tanggal 2 Mei 1994, ADES memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADES kepada masyarakat sebanyak
15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham, dengan harga
penawaran perdana Rp3.850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 13 Juni 1994.
2.2
ANALISIS KONDISI EKONOMI
A)
PDB
Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2012 mencapai Rp2.618,1 triliun,
naik Rp153,4
triliun dibandingkan tahun
2011 (Rp2.464,7 triliun).
Bila
dilihat berdasarkan harga berlaku,
PDB tahun 2012 naik sebesar Rp819,1
triliun, yaitu dari Rp7.422,8
triliun pada tahun 2011 menjadi
Rp8.241,9 triliun
pada tahun 2012.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 tumbuh
sebesar 6,23 persen dibanding tahun 2011, dimana semua sektor ekonomi
mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor Pengangkutan
dan Komunikasi yang mencapai 9,98 persen,
diikuti oleh Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 8,11 persen, Sektor Konstruksi 7,50 persen,
Sektor
Keuangan, Real
Estat dan Jasa Perusahaan 7,15 persen,
Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,40 persen, Sektor
Industri Pengolahan
5,73 persen, Sektor
Jasa-Jasa 5,24 persen,
Sektor Pertanian 3,97 persen, dan Sektor Pertambangan
dan Penggalian 1,49 persen. Pertumbuhan PDB
tanpa migas pada tahun
2012 mencapai 6,81 persen yang berarti lebih tinggi dari pertumbuhan PDB.
B)
Inflasi
Berdasarkan
Data Pusat statistic (BPS), Inflasi Indonesia sepanjang tahun 2012 mencapai 4,3
%. Angka inflasi tahun ini merupakan angka terendah selama dua tahun terkhir,
yaitu tahun 2011 sebesar 7,39 % dan 2010 sebesar 6,39 %. Inflasi tahun 2012
tersebut jauh dibawah target dalam APBN P 2012 yang ditetapkan sebesar 6,8 %.
Laju Inflasi tahun 2012 yang hanya mencapai 4,3 % merupakan hal yang positif,
akan tetapi hal ini disebabkan karena tidak adanya kenaikan BBM tahun 2012.
C) suku Bunga

Bank
Indonesia (BI) memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga acuan di angka 5,75%.
Kalangan ekonom memang memperkirakan BI tak akan mengutak-atik suku bunga tahun
ini, mengingat penurunan risiko inflasi. Selain itu, pelonggaran moneter juga
dikhawatirkan dapat melemahkan rupiah.
BI
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 2012 tampaknya bergerak ke batas bawah
dari kisaran perkiraan 6,3% sampai 6,7%. Ini didasari oleh krisis ekonomi zona
euro, pemulihan AS yang rapuh, serta kemungkinan perlambatan Cina dan India.
D)
kondisi
nilai tukar
Mata
uang Rupiah terdepresiasi 7,4% terhadap mata uang USD menjadi Rp 9.793 pada
akhir tahun 2012.
2.3
ANALISIS INDUSTRI
a. Penjualan
Tahun 2012 merupakan tahun yang cukup
istimewa untuk
Perseroan berhasil
mencatatkan
peningkatkan pertumbuhan penjual cukup signifi-
kan
dibandingkan tahun 2011. Penjualan Perseroan di tahun 2012 tumbuh
59 %. menjadi Rp. 476,6 milar. Pendapatan
Operasi sebesar Rp 86,4 miliar
dengan marjin usaha 18%. Arus kas bersih yang diperoleh
dari aktifitas operasi sebesar Rp. 87,3 milyar atau meningkat
52,5 % dibandingkan tahun 2011
Produk kosmetika
dengan merek Makarizo dan
Produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek Nestlé Pure Life merupakan komponen
utama pertumbuh Penjualan Perseroan di tahun 2012 diiikuti kontribusi dari produk AMDK merek Vica Royal
untuk kemasan gallon. Pencapaian
tersebut diperoleh
melalui berbagai macam usaha antara lain melalui
restrukturisasi organisasi dengan menempatkan orang sesuai dengan fungsinya
serta meningkat- kan kualitas kerja, effektifitas dan kapasitas kerja
dari karyawan Perseroan
di setiap
lini usaha Perseroan.
.
b. Laba Bersih
PT Akasha Wira International Tbk / ADES membukukan laba bersih
sebesar Rp83,38 juta atau Rp141,- per saham pada tahun 2012. Laba bersih tahun
2012 menunjukan kenaikan sebesar 221,07% bila dibandingkan dengan laba bersih
pada tahun 2011 sebesar Rp25,97 juta atau
Rp44,- per saham. Hal ini disebabkan oleh Pendapatan ADES mengalami
kenaikan sebesar 59,19% atau Rp299,41 juta tahun 2011 menjadi Rp476,64
juta pada tahun 2012. Sedangkan Beban
Pokok dan Lain-lain ADES hanya mengalami kenaikan sebesar 48,27% atau
Rp269,82 juta tahun 2011 menjadi
Rp400,01 juta pada tahun 2012.
Rincian Pendapatan ADES berdasarkan segmen
operasi pada tahun 2012 dan 2011, sebagai berikut:
- Minuman sebesar Rp196,30 juta dan Rp181,34 juta, dan
- Kosmetik sebesar Rp280,33 juta dan Rp118,07 juta.
Rincian Pendapatan ADES berdasarkan segmen
geografis pada tahun 2012 dan 2011, sebagai berikut:
- Lokal
- Jabodetabek sebesar Rp332,49 juta dan Rp212,71 juta,
- Jawa Barat sebesar Rp17,12 juta dan Rp13,52 juta,
- Jawa Timur sebesar Rp6,03 juta dan Rp5,63 juta,
- Jawa Tengah sebesar Rp31,57 juta dan Rp13,70 juta,
- Sumatera sebesar Rp32,36 juta dan Rp17,92 juta,
- Kalimantan sebesar Rp28,17 juta dan Rp22,77 juta,
- Sulawesi sebesar Rp9,14 juta dan Rp6,95 juta,
- Papua dan Maluku sebesar Rp2,99 juta dan Rp0 juta, dan
- Bali sebesar Rp14,81 juta dan Rp6,05 juta.
- Ekspor sebesar Rp1,97 juta dan Rp172 juta
c. Deviden
Laba
tahun 1995 = Rp 1.906.803.506 Deviden Rp 760.000.000 : 38.000.000 saham per
saham Rp 20. Harga saham perseroan sebelum pembagian saham bonus sejumlah
38.000.000 saham bonus dengan nilai nominal persaham sebesar 1.000 berdasarkan
hasil rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal 6juni 1997 adalah Rp
1.350
d. Struktur modal

e. Regulasi dan Inovasi
Regulasi Perseroan saat ini memiliki
perjanjian lisensi dengan dengan Nestlé,
SA
untuk memproduksi
dan menjual air minum dalam kemasan
dengan merek dagang Nestlé Pure Life di Indonesia.
Di tahun 2012 Perseroan menghadapi 1 (satu) perkara hukum terhadap salah satu Distribu-
tornya atas dasar
pelanggaran perjanjian. Hingga akhir 2012 kasus
ini masih dalam tahap pemerik-
saan di Pengadilan
negeri. Berdasarkan
nilai Perkara Perseroan meyakini
bahwa kasus hukum yang saat ini sedang berjalan tidak akan mempengaruhi
secara material
terhadap kelangsungan usaha
maupun kegiatan operasional
Perseroan, termasuk jika putusan lembaga peradilan
tidak memenangkan Perseroan.
Dari sisi operasional
Perseroan terus menerus melakukan perbaikan inovasi strategi pemasaran
dan penjualan salah satunya melalui program konsumen (consumer program), aktivitas sponshorship, kegiatan promosi di outlet (in
store promo) dan
mengedukasi konsumen
mengenai kualitas produk, yang semuanya disinkronisasikan
dengan program “Public Relations” dari Perseroan, yang bertujuan meningkatkan
brand awareness dan brand loyalty, khususnya bagi konsumen air minum dalam kemasan dan juga pada masyarakat
pada umumnya.mendistribusikan dan menjual produk Procter & Gamble
segmen premium professional (produk yang pendistribu- siannya dilakukan melalui salon)
yaitu produk Wella, Wella Professional, System Professional dan Clairol Professional.
Masuknya Perseroan dibidang
import, distribusi dan penjualan produk perawatan rambut kategori
premium profesional
ini diharapkan dapat menin- gkatkan
kinerja Perseroan secara keseluruhan
dimasa datang ditengah persaingan yang cukup
ketat di industri produk kosmetika di Indonesia
saat
ini mendistribusikan dan menjual produk Procter & Gamble segmen premium professional
(produk yang pendistribu-
siannya dilakukan melalui
salon) yaitu produk Wella, Wella Professional,
System Professional
dan Clairol Professional.
Masuknya Perseroan dibidang
import, distribusi dan penjualan produk perawatan rambut kategori
premium profesional
ini diharapkan dapat menin- gkatkan
kinerja Perseroan secara keseluruhan
dimasa datang ditengah persaingan yang cukup
ketat di industri produk kosmetika di Indonesia
saat
ini.
f.
Identifikasi tahapan kehidupan produk
PT. Ades Waters
Indonesia Tbk, didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia di tahun 1985. Nama
Perseroan telah diubah beberapa kali; terakhir di tahun 2004, ketika nama
Perseroan diubah menjadi PT. Ades Waters Indonesia Tbk. Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan adalah pengelohan dan
distribusi air minum dalam kemasan. Untuk menghindari kesamaan nama dengan
produk perusahaan, PT Ades Waters Indonesia (ADES) berubah nama menjadi PT
Akasha Wira International Tbk. Selain itu, untuk tahun ini perseroan
menargetkan penjualan sama dengan penjualan industri air mineral.. Penggantian
nama telah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPSLB (Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa). Pergantian nama dilakukan untuk menghindari
keidentikan dengan produk yang dihasilkannya mereka mempunyai multiproduk,
bukan hanya air mineral Ades.
Pada tahun 2004 ADES
menargetkan pertumbuhan penjualan produk setidaknya sama dengan pertumbuhan
penjualan industri air minum dalam kemasan di Indonesia yaitu 8%. Perusahaan
berusaha tumbuh tidak lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan industri tahun
ini yang delapan persen.)
Baru-baru ini Ades
meluncurkan kemasan terbarunya, kemasan Ades ini berubah warna dari warna dasar
biru muda dan tepi biru tua menjadi warna dasar putih dengan tepi hijau. Logo
Ades juga berubah, yakni menjadi gambar daun dan berwarna hijau. Perubahan ini
merupakan strategi Ades untuk menarik pangsa pasar anak muda (usia 20-30
tahun).
Tak hanya itu, kadar
plastik dari kemasan baru Ades ini dikurangi sebesar 8% dari kadar kemasan Ades
sebelumnya. Sehingga, botolnya kemasan air milik Ades lebih ringan dan lebih
mudah diremukkan dengan tangan. Kemasan baru Ades ini sebelumnya telah
launching di Jepang, Mexico, Korea, Taiwan, Hongkong, Vietnam dan Thailand.
Dengan strategi ini
perusahaan yakin dapat meningkatkan pendapatan Coca Cola Indonesia. The Coca
Cola Company merupakan perusahaan air minum yang berbasis di Amerika. The Coca
Cola Company mengklaim 1,7 miliar produknya terdistribusi di 200 negara dalam
sehari. Saat ini, The Coca-Cola Company memiliki nilai portfolio US$ 15 miliar
di seluruh dunia dan mempekerjakan 700.000 karyawan di seluruh dunia. Coca-Cola
masuk ke Indonesia sejak tahun 1927, dan diproduksi secara lokal pertama
kalinya tahun 1932. Saat ini, Coca Cola Amatil Indonesia, cabang dari The Coca
Cola Company memiliki sembilan pabrik di Indonesia. Sedangkan air mineral Ades
diproduksi di pabrik Coca-Cola Amatil Indonesia di Cibitung. Air minum Ades
hadir dalam kemasan cup 240ml, botol plastik 330ml, 600ml dan 1.5 liter, dan
dalam kemasan galon.
2.4
Analisis
Kondisi Spesifik Perusahaan
1.
Dengan
Analisis Rasio Keuangan :
a)
Rasio
Likuiditas , terdiri dari :
Ø Current Ratio
98.624
= 1,94
Artinya, setiap 1 hutang lancar dijamin oleh
1,94 aktiva lancar dan ini menunjukkan kondisi perusahaan sedang baik karena
hutang yang ditanggung perusahaan lebih kecil daripada kekayaan yang dimiliki
perusahaan.
Ø Quick Ratio

Ø Rasio Kas

Artinya,
setiap hutang lancar sebesar Rp. 1 .,dijamin oleh kas dan efek sebesar Rp.
. Hal ini menunjukkan kinerja keuangan
perusahaan kurang baik dikarenakan biayas hutang lebih besar dariapada kas yang
dimiliki perusahaan.
b)
Rasio
Profitabilitas
Ø Net Profit Margin (NPM)

Artinya, NPM perusahaan yaitu sebesar 0,174 atau 74
%, menunjukkan profitabilitas perusahaan baik.
Ø Return On Investment (ROI)

Artinya, Return on Investment perusahaan yaitu sebesar 0,21 atau 21
%. Hal itu menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
digunakan yaitu sebesar 21 %.
Ø Return On Equity (ROE)

Artinya, rasio ini menunjukkan nilai sebesar 0,18 atau 18 % yang
menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yamh diperloeh pemilik
perusahaan atas modal yang di investasikan adalah sebesar 18 %. Semakin tinggi
return yang diperoleh senakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
c)
Rasio
Aktivitas
Ø Rata-rata Umur Piutang

Ø Perputaran Total Aktiva

d)
Rasio
Solvabilitas
Ø Total Debt to Equity to Ratio
Ø Total Debt to Asset Ratio

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tahun 2012 sekali lagi merupakan tahun
yang penting untuk PT. Akasha Wira International, Tbk dengan kemampuan Perseroan mencapai kinerja yang sangat baik
di tiga bidang penting
yaitu : keuangan, bisnis dan pengembangan organisasi.
Kinerja keuangan Perseroan menunjukkan perbai- kan terus menerus berkat keberhasilan Perseroan memperkuat dan menumbuhkan bisnis Perseroan
secara
berkelanjutan
baik
di
bisnis
minuman
dan/atau perawatan kecantikan dan yang sama-
sama penting Perseroan juga berhasil
memper-
baiki efisiensi dan produktivitas dalam
operasi dan organisasi.
Dengan kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kuat sebesar
6,2% (terjadi sedikit
penurunan dibandingkan 6,5% di tahun 2011) dan tingkat inflasi yang rendah
sebesar 4.28% (terjadi
sedikit kenaikan dibandingkan 3,79% di tahun 2011), yang dicapai
berkat
antara lain harga
komoditas yang tinggi, pendistribusian kembali kekayaan
melalui desentralisasi, subsidi dan perpajakan
yang lebih agresif, turunnya inflasi
dan tingkat suku
bunga, naiknya investasi dan turunnya hutang, Perseroan mampu meningkat-
kan kinerja keuangannya secara luar biasa
di 2012. Hal ini dicapai berkat penjualan
yang jauh lebih baik dan kontribusi
penjualan yang cukup baik
dari divisi kosmetika.
Penjualan Perseroan di tahun 2012 tumbuh 59 %.
menjadi Rp. 476,6 milar. Pendapatan Operasi
sebesar Rp 86,4 miliar dengan marjin
usaha 18%. Arus kas bersih yang diperoleh
dari aktifitas operasi sebesar Rp. 87,3 milyar atau meningkat 52,5 % dibandingkan tahun 2011.
Kemampuan membayar hutang di akhir
tahun Perseroan ditunjukkan
oleh rasio lancar sebesar 1,94 kali. Hal
ini menunjukkan kemampuan
Perseroan untuk membayar
hutang lancarnya
cukup baik karena aktiva lancar Perseroan 1,94 .kali lebih besar diband-
ingkan kewajiban lancarnya.
Makin besar tingkat
rasio ini, makin baik kemampuan Perseroan untuk membayar hutang lancarnya.
Dan untuk laba bersih perSaham pada tahun 2012
mengalami kenaikan dari tahunsebelumnya yakni dari 25.868 menjadi 83.376 yang
mana ini merupakan kenaikan yang sangat tajam dan menunjukan kinerja keuangan
yang baik.
Dengan melihat kondisi ekonomi, Analisis industri, Analisis kondisi spesifik peusahaan khususnya
analisis terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan analisis rasio Pada PT Akasha Wira International Tbk pada tahun 2012. PT Akasha Wira International Tbk tergolong Perusahaan yang
baik dari segi fundamentalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar