Selasa, 06 Mei 2014

SEJARAH PONDOK PESANTREN SUNAN DRAJAT



Pondok Pesantren Sunan Drajat Banjaranyar memiliki nilai historis yang amat panjang karena keberadaan pesantren ini tak lepas dari nama yang disandangnya yakni, Sunan Drajat. Sunan Drajat adalah julukan dari Raden Qosim putra kedua Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) dengan Nyi Ageng Manila (Putri Adipati Tuban Arya Teja). Beliau juga memiliki nama Syarifuddin . Perjuangan Sunan Drajat di Banjaranyar dimulai tatkala beliau diutus ayahandanya untuk membantu mengembangkan syiar Islam di daerah pesisir pantai utara (Kabupaten Lamongan) saat ini.
Syahdan, pada tahun 1440-an ada seorang pelaut muslim asal Banjar
yang mengalami musibah di pesisir pantai utara, kapal yang ditumpanginya pecah terbentur karang dan karam di laut. Adapun Sang Pelaut Banjar terdampar di tepian pantai Jelaq dan ditolong oleh Mbah Mayang Madu penguasa kampung Jelaq pada saat itu.
Melihat kondisi masyarkat Jelaq yang telah terseret sedemikian jauh dalam kesesatan, Sang Pelaut muslim itu pun terketuk hatinya untuk menegakkan sendi-sendi agama Allah. Beliau pun mulai berdakwah dan mensyiarkan ajaran Islam kepada penduduk Jelaq dan sekitarnya. Lambat-laun perjuangan Sang Pelaut yang kemudian hari lebih dikenal dengan Mbah Banjar, mulai membuahkan hasil. Apa lagi bersamaan dengan itu Mbah Mayang Madu pun turut menyatakan diri masuk Islam dan menjadi penyokong utama perjuangan Mbah Banjar.
Pada suatu hari, Mbah Banjar dan Mbah Mayang Madu berkeinginan untuk mendirikan tempat pengajaran dan pendidikan agama agar syiar Islam semakin berkembang, namun mereka menemui kendala dikarenakan masih kurangnya tenaga edukatif yang mumpuni di bidang ilmu diniyah. Akhirnya mereka pun sepakat untuk sowan menghadap Kanjeng Sunan Ampel di Ampeldenta Surabaya.Gayung pun bersambut Kanjeng Sunan Ampel memberikan restu dengan mengutus putranya Raden Qosim untuk turut serta membantu perjuangan kedua tokoh tersebut. Akhirnya Raden Qosim mendirikan Pondok Pesantren di suatu petak tanah yang terletak di areal Pondok Pesantren putri Sunan Drajat saat ini. Beliau pun mengatakan bahwa barang siapa yang mau belajar mendalami ilmu agama di tempat tersebut, semoga Allah menjadikannya manusia yang memiliki derajat luhur/ tinggi. Karena do’a Raden Qosim inilah para pencari ilmu pun berbondong-bondong belajar di tempat beliau dan Raden Qosim pun mendapat gelar Sunan Drajat. Sementara itu untuk mengenang perjuangan Mbah Banjar, maka dusun yang sebelumnya bernama kampung Jelaq, dirubah namanya menjadi Banjaranyar untuk mengabadikan nama Mbah Banjar dan anyar sebagai suasana baru di bawah sinar petunjuk Islam.
Setelah beberapa lama beliau berdakwah di Banjaranyar, maka Raden Qosim mengembangkan daerah dakwahnya dengan mendirikan masjid dan Pondok Pesantren yang baru di kampung Sentono. Beliau berjuang hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di belakang masjid tersebut. Kampung di mana beliau mendirikan masjid dan Pondok Pesantren itu akhirnya dinamakan pula sebagai Desa Drajat.
Sepeninggal Kanjeng Sunan Drajat, tongkat estafet perjuangan dilanjutkan oleh anak cucu beliau. Namun seiring dengan perjalanan waktu yang cukup panjang pamor Pondok Pesantren Sunan Drajat pun kiyan pudar dan akhirnya lenyap ditelan masa. Saat itu hanyalah tinggal sumur tua yang tertimbun tanah dan pondasi bekas langgar yang tersisa. Kemaksiatan dan perjudian merajalela di sekitar wilayah Banjaranyar dan sekitarnya, bahkan areal di mana Raden Qosim mendirikan Pondok Pesantren di Banjaranyar saat itu berubah menjadi tempat pemujaan. Namun Alhamdulillah keadaan itu pun berangsur-angsur pulih kembali saat di tempat yang sama didirikan Pondok Pesantren Sunan Drajat oleh K.H. Abdul Ghofur yang masih termasuk salah seorang keturunan Sunan Drajat pada tahun 1977 yang bertujuan untuk melanjutkan perjuangan wali songo dalam mengagungkan syiar agama Allah di muka bumi. 
Dengan berbekal ilmu kanuragan yang dimiliki K.H. Abdul Ghofur mengumpulkan para pemuda sambil mengajarkan ilmu agama, ilmu kanuragan, serta ilmu pengobatan. Jumlah santri yang semula hanya beberapa orang, menjadi puluhan dan terus berkembang secara pesat dari tahun ke tahun.
Kebangkitan Pesantren Sunan Drajat
Setelah mengalami proses kemunduran, bahkan sempat menghilang dari percaturan dunia Islam di Pulau Jawa, pada akhirnya Pondok Pesantren Sunan Drajat kembali menata diri dan menatap masa depannya dengan rasa optimis dan tekat yang kuat. Hal ini bermula dari upaya yang dilakukan oleh K.H. Abdul Ghofur yang bercita-cita untuk melenjutkan perjuangan Sunan Drajat di Banjaranyar.
Sepulang dari perantauan dan menimba ilmu, beliau berupaya menghidupkan kembali pesantren yang telah lama mati dengan melalui pendekatan seni. Berawal dari kegiatan latihan pencak silat yang juga diselingi siraman rohani dan pengajian ilmu diniyah, pamor Pondok Pesantren Sunan Drajat kembali bersinar dan nuansa keagamaan pun mulai mewarnai kehidupan masyarakat Banjaranyar dan sekitarnya. Dalam waktu relatif singkat Pondok Pesantren Sunan Drajat menunjukkan perkembangan yang luar biasa pesatnya.
Kini Pondok Pesantren Sunan Drajat telah memiliki berbagai pendidikan baik formal maupun nonformal, dalam berbagai jenis dan jenjang, seperti: TK Muslimat, MI, MTs, SLTPN 2 Paciran, MA , Madrasah Mu’allimin Mu’allimat, SMK Sunan Drajat, STAIRA (Sekolah Tinggi Agama Islam Raden Qasim), Madrasah Diniyah, dan Madrasatul Qur’an, Lembaga Pengembangan Bahasa Inggris. Dengan jumlah peserta didik kurang lebih 6000 (enam ribu) orang. Semua itu tak lepas dari berbagai terobosan dan upaya yang dilakukan untuk menjadikan Pondok Pesantren Sunan Drajat sebagai pesantren Rahmatan Lil’Alamin.
Selain memiliki pendidikan formal yang banyak di pondok pesantren sunan Drajat juga memilki banyak Bidang bidang usaha yang di kembangkan di Pondok Pesantren Sunan Drajat Antara lain:
  • Penanaman Mengkudu seluas 10Ha
  • Produksi Jus Mengkudu ”Sunan”
  • Pembuatan Pupuk majemuk ”Granul Phosphat”
  • Pembuatan air minum kemasan ”AIDRAT”
  • Produksi garam dapur "SAMUDRA"
  • Peternakan bebek pedaging
  • Peternakan sapi
  • Kerajinan dari limbah kulit
  • Pembuatan madu asma’  ”Tawon Bunga”
  • Koperasi
  • Mini market ”SUNAN DRAJAT”
  • Radio ”PERSADA  97”2 FM”
  • PERSADA TV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar