Mungkin untuk hari ini yang sedang panas adalah terkait pengumuman
pencalonan Jokowi Secara mengejutkan hari
Jumat 14 Maret diumumkan Jolowi sebagai Capres PDIP. Berbagai reaksi
bermunculan di tengah masyarakat. Dari kalangan politik kelas atas sampai
tukang becak, semua membicarakan Jokowi. Jokowi memang sebuah fenomena.
Hal yang sama terjadi
juga di market ekonomi. Pelaku market dikejutkan dengan pergerakan IHSG dan
IDR/USD yang keluar dari tren. Ditengah kondisi tekanan jual, IHSG dan IDR/USD
tiba-tiba menguat secara signifikan, sehingga hal ini menimbulkan berbagai
komentar para pakar ekonomi. Semua ramai-ramai berpendapat ini semua reaksi
positif market atas deklarasi Jokowi jadi Capres. Namun ada juga yang
berkomentar hal tsb terjadi tidak harus karena Jokowi. Disamping harga IHSG
yang terus naik drastis secara tiba2. Nilai tukar rupiah pun ikut naik.
Ya mungkin ini bukan
pertama kalinya terjadi peristiwa seperti itu mungkin dalam dunia investasi
biasanya sering disebut dengan even study, peristiwa yang seperti ini juga
sempat terjadi saat lengsernya mentri keuangan Sri mulyani yang saat itu juga
IHSG naik karena banyak sekali investor yang melakukan investasi terutama pada
dunia perbankan. Dan saat terjadi peristiwa pemilu ditahun-tahun sebelumnya
juga harga saham mengalami perubahan yang fluktuatif.
KOMPAS.com
- Jokowi effect rupanya masih
mendorong investor untuk terus mengoleksi rupiah. Di pasar spot, Senin
(17/3/2014) pagi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat hingga menembus
ke kisaran 11.200. Dikutip dari data Bloomberg pukul 10.13 WIB,
rupiah bertengger di posisi Rp 11.257,5 per dollar AS. Posisi ini naik 1,33
persen di banding penutupan akhir pekan lalu di level Rp 11.356,3 per dollar
AS. Pagi ini rupiah dibuka menguat ke posisi 11.302,5.
Pada Jumat
(14/3/2014) lalu, mata uang RI ini menguat ke level RP 11.356,3 per dollar AS,
beberapa saat setelah penetapan Jokowi sebagai calon presiden PDI Perjuangan.
Padahal sebelumnya, rupiah sempat terjerembab di zona merah hingga menembus
kisaran Rp 11.400-an. Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia untuk hari ini
akan diumumkan siang ini. Sedangkan pada Jumat lalu, BI mematok kurs tengah
pada Rp 11.421 per dollar AS.
Analis pasar modal, Reza Priyambada, mengatakan indeks harga saham
gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia akan mengalami kenaikan. Dia memperkirakan
IHSG berada di rentang support 4651-4689 dan resistan
4.715-4.728 pada Rabu, 12 Maret 2014, melanjutkan penguatan yang terjadi sehari
sebelumnya. "Namun waspadai aksi jual investor asing karena masih ada
sentimen negatif yang berpotensi membuat indeks turun," kata dia
Dalam perdagangan Selasa, 11 Maret 2014, IHSG mengalami kenaikan
secara bertahap sejak awal perdagangan. Namun IHSG ditutup positif pada akhir
sesi perdagangan. Sentimen positif yang muncul saat itu adalah kabar soal
pembagian dividen dari beberapa emiten. Hal ini mengimbangi kekhkawatiran
investor menjelang pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia serta laju bursa
saham Amerika dan Eropa yang negatif.
IHSG menyentuh level tertinggi 4706,60 pada pertengahan sesi 2 dan menyentuh level terendah 4672,54di awal sesi 1. Indeks akhirnya ditutup pada level 4.704,21. Volume perdagangan naik, tapi nilai total transaksi turun dibanding hari sebelumnya. Investor asing mencatatkan penjualan bersih dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Sementara investor domestik mencatatkan nett buy
IHSG menyentuh level tertinggi 4706,60 pada pertengahan sesi 2 dan menyentuh level terendah 4672,54di awal sesi 1. Indeks akhirnya ditutup pada level 4.704,21. Volume perdagangan naik, tapi nilai total transaksi turun dibanding hari sebelumnya. Investor asing mencatatkan penjualan bersih dengan penurunan nilai transaksi beli dan kenaikan transaksi jual. Sementara investor domestik mencatatkan nett buy
Di pasar uang, rupiah menguat bersamaan dengan yen, diikuti
penguatan mata uang negara berkembang lainnya. Hal ini terjadi karena ada
ekspektasi Bank Indonesia akan menaikkan suku bunga acuan. Di sisi lain,
kebijakan Bank Indonesia yang menandatangani kerja sama Bilateral Currency Swap
Arrangement (BSCA) dengan Korea Selatan senilai Rp 115 triliun membuat rupiah
berada di posisi aman. Rupiah diperkirakaN melampaui level resistan 11.415 per dolar AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar